Hendaklah kita tahu, bahwa semakin kuat iman seseorang dan semakin banyak mengerjakan amal shaleh, maka ia akan menjadi semakin takut kepada Allah. Sebaliknya, semakin lemah keimanannya, dan semakin sedikit perbuatan baiknya, maka ia akan semakin jauh dari Allah, dan ia akan semakin terpedaya dalam kehidupan ini. Maka Kawan, camkan itu, dan sampaikan juga hal itu pada orang lain…
Lebih jelasnya lagi, bahwa sesungguhnya seorang mukmin yang bener, adalah yg selalu melakukan kebaikan yg dibarengi dg rasa ikhlas ketika melakukannya. Setelah itu, dia memohon kepada Allah, agar berkenan menerima amalnya dan memberinya pahala kelak di Akherat… Disamping itu juga, ia harus senantiasa berusaha sebisa mungkin untuk tidak melakukan kesalahan. Ia selalu menjauh dari segala bentuk kejahatan. Ia selalu dalam ketakutan, kalau-kalau kelak Allah akan menghukumnya karena kesalahan yang pernah dilakukannya.
Sebagai manusia biasa, memang kita tak akan bisa untuk tidak melakukan kesalahan sama sekali. Tapi muslim yg baik, adalah yg setelah melakukan kesalahan, ia segera bertaubat dan meminta ampun kepada Allah swt. Sebab kalau tidak begitu, berarti kita adalah muslim yang lalai. Dan kelalaian itu telah menempatkan kita benar-benar dalam marabahaya besar. Untuk itu kawans, mari kita terus berupaya semaksimal mungkin, untuk menjadi muslim dan mukmin yang baik. Sehingga kita terselamatkan dari adzab Allah, dan berganti dengan kenikmatan yang kita dapatkan dari-Nya.
Setiap kita pasti menginginkan kebahagiaan. Atau juga, ada diantara kita yang selama ini telah merasa sebagai orang yang telah berbahagia. Tapi, untuk mengetahui, apakah kita termasuk sebagai orang yang benar-benar berbahagia? Coba perhatikan tanda-tanda kebahagiaan berikut ini. Disebut orang yang berbahagia, adalah ketika orang tersebut bisa menjemput setiap hidayah yang datang kepadanya. Dan ia senantiasa diberikan kemudahan oleh Allah swt, untuk mengerjakan ibadah dan juga kebaikan. Dan sebaliknya, orang yang celaka itu, adalah yang tak dapat menyongsong rupa-rupa hidayah yang telah banyak datang menghampirinya. Merasa enggan untuk mengerjakan kebaikan, dan justru selalu ringan untuk mengerjakan dan mendukung kejahatan.
Rasulullah saw pernah bersabda: Lakukanlah -apa yang ingin kau lakukan-. Tapi ketahuilah, bahwa setiap diri memang akan dimudahkan untuk melakukan apa yang ia diperuntukkan untuk itu. Barang siapa yang dikehendaki masuk syurga, maka ia akan dimudahkan untuk mengerjakan prilaku penduduk syurga. Dan barang siapa yang dikehendaki menghuni neraka, maka ia akan dimudahkan untuk melakukan perbuatan ahli neraka.
Ketika Allah swt menetapkan dua kelompok, yang berbahagia dan yang sengsara. Allah berfirman tentang kelompok pertama: Mereka adalah golongan manusia yang akan masuk syurga. Dan mereka -kelak di dunia- akan mengerjakan amalan penduduk syurga. Dan tentang para penghuni neraka, Allah berfirman: Mereka adalah ahli neraka, dan tentu mereka akan mengerjakan prilaku penghuni neraka.
Seorang mukmin yang cerdas dalam beragama, konsisten menekuni ilmu dan keimanannya, maka dia akan senantiasa memperbagus amalnya karena Allah swt. Mencurahkan segala energinya untuk menetapi kebaikan. Kemudian setelah itu, ia tetap hanya kepada Allah bergantung dalam setiap urusannya. Baik urusan dunia, lebih-lebih urusan akherat. Bukan malah mengandalkan amal baiknya. Karena memang, apa yang kita dapatkan, di dunia ini, dan masuknya kita kelak ke dalam syurga, bukan karena ibadah dan amal shaleh kita. Tapi semua itu murni karena kebaikan Allah swt. Sebagaimana yang pernah disabdakan oleh Rasulullah saw: Tak seorangpun bias masuk syurga, karena amalnya. Kemudian para sahabat bertanya: Apakah juga termasuk engkau ya Rasulallah? Ia, termasuk juga aku. Kecuali, kalau Allah berkenan merengkuhku dalam rahmat-Nya…
Kawans, coba perhatikan, insan mulia, manusia terbaik, Rasulullah saw … Yang sebagaimana kita ketahui, beliau adalah manusia yang paling tekun beribadah, sampai-sampai pecah kaki beliau karena terlalu lama berdiri dalam shalatnya, itupun tetap tidak bisa memasukkannya ke syurga… Melainkan, masuknya beliau ke syurga, juga karena kasih sayang Allah… Bagaimana dengan kita?!
Wallahu A’lam
Disarikann dari Kajian Nashaa`ih Diniyah
Kamis, 7 Januari 2010, di Mushalla Babul Khairat Putri
Leave a Reply